Mengenai Saya

rumah ikut ortu di temanggung, kerja di semarang -ngekost,
lahir di sebuah desa yang belum ada listrik, sekarang pingin seperti kedua ortunya bagi-bagi ilmu di sekolah

Rabu, 11 Maret 2009

Sholat di Empat Musim

Negara Jerman, sebagaimana wilayah Eropa lainnya, mengalami empat musim yang merupakan siklus tahunan. Dua musim yang sangat kontras adalah musim dingin (Winter) dan musim panas (Sommer). Pergantian dari musim dingin ke musim panas ditandai dengan tibanya musim semi (Frühling). Sedangkan bergantinya musim panas ke musim dingin ditandai dengan adanya musim gugur (Herbst). Yang menarik dari musim gugur adalah paronama alam yang cantik dengan dominasi warna kuning kecoklatan. Hal ini disebabkan semua dedaunan yang semula berwarna hijau royo-royo perlahan berubah menjadi kuning muda, kuning tua dan kecokelatan serta berguguran ke tanah. Tak ayal sepanjang jalan yang ada pohonnya pada musim itu permukaannya dipenuhi dan tertutup oleh guguran daun.

“Capek donk mbersihinnya?“ Nggak juga, sebab di Jerman untuk menyapu jalan tidak lagi menggunakan sapu lidi. ‘Pasukan kuning‘ nya Jerman telah menggunakan mobil sebagai penyapu jalan. Tiap pagi mobil penyapu itu sudah beroperasi di semua jalan yang ada, dan selesai sebelum orang-orang berangkat ke kantor. Dengan demikian ketika orang keluar rumah pagi hari, jalanan sudah bersih. Berharap yang kayak gini terjadi di Indonesia.

Bergugurannya daun tersebut pertanda akan masuk pada musim dingin. Bila musim dingin tiba maka nyaris semua pohon akan menyisakan dahan dan ranting serta tidak meninggalkan satu pun sepucuk daun. Seakan-akan pohon itu mati. Bila salju turun maka ranting-ranting pepohonan tersebut berubah berwarna putih. Hal ini disebabkan butiran-butiran salju tersebut menempel dan menutupi permukaan dahan dan ranting. Pun demikian, pemandangan alam didominasi warna putih.

Musim Dingin: Dhuhur dekat Ashar
“Terus dong gimana waktu sholatnya?” Pengalaman yang saya alami, bila musim dingin tiba, maka antara waktu sholat dengan sholat yang lain relatif berdekatan terutama waktu dhuhur dan ashar yaitu sekitar satu setengah jam. Sebab waktu siang di musim dingin lebih pendek. Bahkan matahari pun nyaris tak nongol. Sebaliknya, waktu malam agak panjang. Fenomena ini bertolakbelakang dengan situasi waktu sholat di musim panas. Misalnya akhir bulan Desember tahun lalu waktu shubuh masuk hampir pada jam setengah tujuh pagi (06.23). Waktu dhuhurnya masuk pada jam 12.11, berdekatan dengan waktu ashar yaitu jam 13.47. Sedangkan waktu maghribnya jam 16.04. Dan waktu isya’nya jatuh pada pukul 17.51.

Dengan jadwal sholat dhuhur dan ashar seperti itu, bila saya sedang berada di luar rumah, terkadang saya harus memaksa diri mendirikan sholat di tempat umum seperti taman dan lainnya. Sebab, jumlah masjid sedikit dan lokasinya pun jauh. Kalopun nekat menuju Masjid atau pulang ke rumah boleh jadi batas akhir waktu sholatnya terlewatkan di jalan. Tak semudah di Indonesia, di mana masjid dan musholla tersebar di mana-mana, baik di pasar maupun di perkantoran bahkan di SPBU-pun tersedia. Di Jerman sulit kita temukan musholla di tempat umum seperti di bandara, terminal, dan di perkantoran.

Baju Berlapis-Lapis
O ya, bila musim dingin maka suhu udaranya bisa mencapai di bawah minus derajat celcius (-°C). Pertamakali mengalaminya terasa sangat merepotkan, baju dan celana harus berlapis-lapis, dimulai dari baju dalaman, kemudian Pullover (kaos agak tebal), kemudian dibalut sweater, kemudian di bungkus jaket yang tebal. Belum lagi harus memakai Mütze (tutup kepala) dan Schal (slayer penutup leher). Praktis yang kelihatan dari badan ini hanya wajah doang. Sebab tangan pun harus dibalut dengan kaos tangan tebal. Rasa dinginnya sangat menusuk tulang terutama terasa di bagian belakang telinga. Bila kaos tangan Saya lepas maka terasa tangan ini seakan memegang es batu.

Nah, sebelum berganti musim panas, tibalah musim semi, yaitu dimana semua pepohonan yang tadinya gundul tanpa sepucuk daun kini mulai bersemi. Dedaunan perlahan mulai tumbuh kembali. Semakin mendekati musim panas semakin rindang menghijau. Yang menarik adalah tumbuh dan bermekarannya berwarna warni berbagai macam jenis bunga.

Tantangan Shubuh di Musim Panas
Lalu bagaimana dengan waktu sholatnya? Nah, pada musim ini, jarak antar waktu sholat berjauhan kecuali antara waktu subuh dan isya‘. Pada musim ini pula waktu siangnya (terang) sangat panjang. Sebaliknya waktu malamnya terasa pendek. Sekitar jam setengah sepuluh malam baru gelap (masuk waktu maghrib). Pada musim panas tahun lalu (2008), sebagai contoh jadwal sholat yang dikeluarkan oleh islamic center Kota Aächen (http://islam.de/sections/servicepoint/gebetszeiten/diwan/2114.txt ), pada tanggal 18 Juni untuk waktu sholat dhuhur masuk pukul 13.09. sedang jam 17.34 masuk waktu ashar. Berselang itu waktu maghrib pukul 21.36. yang menarik sekaligus menjadi tantangan (ujian) adalah masuknya waktu subuh yang berdekatan dengan waktu isya‘. Bila waktu isya pada tanggal tersebut adalah jam 23.34 maka pada jam 02.30 sudah masuk waktu shubuh. Praktis hanya selisih sekitar tiga jam.

Hikmah yang bisa diambil dari cerita di atas adalah bahwa Kita harus senantiasa ber-iltizam untuk menepati waktu sholat kapan pun dan bagaimanapun keadaannya. Sebab lima waktu sholat ini selain menjadi kewajiban bagi seorang muslim juga sudah ditentukan waktu-waktunya. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an, Surah An-Nisaa’, ayat 103. Alloh a’lam (Abu Azmi Awwaliy)

@ dari http://majalah-elfata.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar blog ini dengan bahasa yang baik